Kamis, 28 September 2017

RINDU JANGAN DIAM KARENA CINTA BUTUH KEPASTIAN

Percakapan dengan seorang kawan di aplikasi WA, ia masih muda, kenal dengannya belum lama, saling kenal kala mengikuti kegiatan bakti sosial dan membuat kami sering berkomunikasi khususnya di grup WA.

"Tidak saya ganggu jaki kak krn mau ka konsultasi sama minta petunjuk 😂", isi pesan singkatnya setelah mengucap salam.

"Hehe, tidakji dinda, tapi mauka siap-siap ke pangkajene, lagi di kampungka", kujawab pesannya sekaligus menyampaikan tidak lama lagi akan dalam perjalanan.

"Oke pale kak", jawabnya singkat mengetahui percakapan mungkin akan berlanjut beberapa jam lagi.

"Saya sudah di Pangkajene dinda, silakan kalau ada yang mau dikonsultasikan..hehehe", kubalas pesannya yang sedari siang tak terbalas.

"Saya sekarang lagi dekat sama seseorang kak (gadis), saya mengenalnya baru sekitaran 2 bulann, kami selalu komunikasi & sesekali ketemu kalau ada waktu luang untuk saling cerita & berbagi hingga akhirnya saya merasa nyambung dengan nya. Setelah perkenalan itu berjalan, saya diberi kabar darinya kalo akan ada seorang cowok yang mau datang meminang nya😭😭😭 saya sudah berusaha mencoba untuk tidak membebani hal tersebut dalam diriku tapi tetap saja selalu saya pikirkan. saya sudah menenangkan hati & pikiran lewat shalatku tapi malah ndak bisa khusyuk dalam salat. Bagaimana kira2 kak ???", isi pesannya membalas, isinya cukup panjang mencurahkan isi hatinya yang sedang menggalau, ditambah emoticon yang menumpahkan air mata, ah sungguh kawanku ini sedang dirundung gelisah, jelas denting kesedihan mengiringi ketikan pesannya padaku.

"Kalau ia layak diperjuangkan, perjuangkan! Karena perempuan khususnya keluarganya biasanya memilih yang datang mengetuk pintu, bukan yang menyapa di jalan saat berpapasan, karena yang berani mengetuk pintu rumah seorang tua yang menantikan anaknya dijemput cinta butuh berjuang melangkahkan kaki. Butuh tekad dan keyakinan, bukan hanya pada diri si laki-laki tapi menular ke keluarga yang mengantar", jawabku memberikan semangat agar tak berputus asa, harapku agar ia tidak begitu saja menyerah. Kemudian saya lanjutkan untuk sedikit masukan padanya,


"Salat istikharah, agar Allah beri petunjuk, apa seorang perempuan yang dianggap baik itu layak diperjuangkan atau tidak. Salatnya jangan sekali, butuh berkali untuk mendapat jawaban sinyal dari Langit, karena ini hal yang besar dalam hidup akan diputuskan, bukan hanya untuk dunia tapi sampai akhirat tujuan dari keputusan itu bermula, maka melibatkan Allah dengan salat Istikharah jauh lbh baik"


Oh iyah, Ini mundur yah? maksudnya biarkan dia dilamar gitu? tanya ke perempuannya dulu, karena perempuan juga berhak memilih, tapi ingat perempuan butuh kepastian", tambahku ingin memastikan perjuangannya sampai di mana.


"Hahaha iya saya sudah sampaikan sama si perempuannya kalo saya juga serius & mau datang bicarakan niat baikku ke ortunya tapi saya tidak bisa secepat yang dia inginkan kak karena kondisi ekonomi dari keluargaku juga yang belum bisa untuk saat ini", ia mengaku juga serius, hanya saja bukan dalam waktu dekat".

Saya kemudian memberi pertimbangan jika memang punya niat melamar seorang gadis, "Mungkin untuk mundur hitungan bulan insyaAllah perempuan bisa, asal jangan bertahun, karena desas-desus dalam keluarga cepat sekali menyebar, untung-untung kalau tidak sampai ke tetangga kalau si perempuan ada yang mau datang melamar, nah karenanya kepastian itu dibutuhkan agar meredam bisik-bisik tak sampai menyebar sebelum waktunya".

"Sang perempuan juga kak menyerahkan mi sepenuhnya ke ortunya", jawabnya kemudian.

"Berarti tergantung keputusanta dinda, ingat soal jodoh sama saja dengan cita-cita, di mana ada kemauan di situ ada jalan, bicarakan kembali ke keluarga terdekat, sambil memantapkan ketetapan hati dr salat istikharah"

"Itu yang sampai bertahun-tahunnya sy pikirkan kak 😭" tambahnya menjelaskan kesanggupannya tak bisa jika dalam bulan-bulan waktu dekat ini melamar, jika tahun mungkin saja baru ia sanggup.

"Ooh, berarti kita sudah nemu benang merahnya, di sana dalam waktu dekat sedang menanti, sedang situ masih menanti dalam waktu lama. Bisa jadi pelajaran, cinta tak memandang seberapa kuat ia merindu, tapi seberapa kuat tekad ia menggenggam keyakinan bertemu pada satu titik bernama pernikahan, prosesnya sabar dan ikhlas, makanya tak mudah menggapainya, kecuali bertemu pada titik itu hanya keterpaksaan maka mudah saja, tapi beda debaran degup jantung, derasnya darah membumbung ubun-ubun tak menimbulkan tetes keringat dingin berarti, semuanya terlewati dengan sesak di dada. Maka, kembali mulai ikhtiar, banyak berdoa, dan berharap kala cinta menyapa, sudah tertanam tekad dan keyakinan yang kuat."
#sinyaldarilangit
*Pangkep, 28 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar